Penguatan Kesehatan Mental Melalui Layanan Konseling: Jurusan BKI FDKI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Dampingi Lapas Kelas IIB Majalengka dalam Pembinaan Warga Binaan

Majalengka, [16 Oktober 2025] – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Majalengka menyelenggarakan kegiatan Workshop bertema “Urgensi Kesehatan Mental melalui Layanan Konseling bagi Warga Binaan Pemasyarakatan: Upaya Pencegahan Gangguan Perilaku Abnormal (Sociopathic Personality)”.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Bambang Setiawan, M.Pd., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Workshop ini diselenggarakan sebagai upaya untuk memperkuat kapasitas pegawai dan pembina Lapas dalam memberikan layanan konseling yang humanistik, empatik, dan berorientasi pada pemulihan mental serta moral warga binaan.

 

Membangun Pemasyarakatan yang Lebih Humanis

Dalam paparannya, Bambang Setiawan, M.Pd. menekankan bahwa kesehatan mental merupakan fondasi utama keberhasilan pembinaan di Lapas.

Menurutnya, pendekatan konseling bukan hanya sekadar mendengarkan keluhan warga binaan, tetapi juga menjadi media untuk memulihkan kesadaran, membangun tanggung jawab diri, dan menumbuhkan harapan hidup baru.

“Warga binaan merupakan manusia yang sedang belajar memperbaiki diri. Konseling di Lapas harus berfungsi sebagai ruang pemulihan kemanusiaan, bukan sekadar pelengkap administrasi,” ujar Bambang Setiawan.

Ia juga menjelaskan bahwa kondisi tekanan psikologis dan sosial di lingkungan Lapas dapat memunculkan perilaku agresif atau antisosial (sociopathic tendencies). Karena itu, layanan konseling berperan penting dalam mencegah gangguan perilaku abnormal dengan menguatkan keseimbangan mental, emosional, dan spiritual.

 

Pendekatan Spiritual dan Humanistik

Dalam kegiatan ini, peserta—yang terdiri atas pegawai pembinaan, petugas konseling, dan penyuluh agama Lapas—dilatih untuk memahami konsep konseling berbasis humanistik dan spiritual.

Pendekatan ini membantu petugas Lapas melihat warga binaan sebagai individu yang tetap memiliki potensi kebaikan dan martabat kemanusiaan.

“Kesehatan mental yang baik bukan hanya tentang kestabilan emosi, tetapi juga tentang menemukan makna hidup dan kedekatan spiritual dengan Tuhan,” tambah Bambang.

 

Kolaborasi Akademik dan Pemasyarakatan

Kepala Lapas Kelas IIB Majalengka Suriyanta Leonardo Situmorang, A.Md.IP., S.H., M.H., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Ia menilai kegiatan ini penting untuk memperkuat fungsi pembinaan psikologis dan sosial di dalam Lapas, sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam menangani warga binaan dengan pendekatan ilmiah dan empatik.

Workshop ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama dan komitmen bersama untuk menjadikan layanan konseling sebagai sarana strategis dalam pembinaan warga binaan yang sehat secara mental, moral, dan spiritual.

Scroll to Top