Betapa Tuhan selalu menghidupkan kehidupan, sekarang tengoklah batinmu terdalam! (Herny Gusbrava)
Every person’s map of the word is a unique as their thumbprint. There are two people a like. No two people who understand the same sentence the same way. So indealing with people, you try not to fit them to your concept of what they should be! (Milton Erickson)
Pernahkan Anda dihadapkan pada suatu kebahagiaan, kekecewaan, kesedihan, atau stimulus yang ambigus dan tidak berstruktur? Jika iya, respon apa yang timbul dalam batin, dan tindakan apa yang Anda lakukan? Adakah bentuk mekanisme pertahanan diri yang hadir dalam diri Anda? Lalu jenis mekanisme pertahanan diri apa yang berada pada Anda pada saat di kondisi tersebut?
Jika dicermati, pada saat batin merespon terhadap diri maupun terhadap orang lain, saat itu ada proses interaksi baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Bukankah saat terjadi komunikasi terhadap diri maupun terhadap orang lain merupakan bentuk ketertarikan bawah sadar merespon tertentu? Dengan kata lain itu merupakan proses hypnosis. Pertanyaan kemudian yang perlu kita telaah, lalu bagaimana menciptakan interaksi yang efektif antara hypnotist, hypnotherapist dengan konseli?
Menanggapi hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diteliti, yaitu aspek eigenwelt, mitwelt, dan umwelt. Faktanya, individu dalam melangsungkan kehidupannya, tidak terlepas dari interaksi sosial yang mencakup berbagai kompleksitas perilaku manusia. Hal tersebut menantang para konselor, hypnotherapist untuk terus mengintegrasikan eigentwelt (hubungan dengan diri sendiri), mitwelt (hubungan dengan orang lain), dan umwelt (hubungan dengan lingkungan) dalam kehidupannya.
Konselor, guru BK, dan hypnotherapist harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap psikologis konselinya. Hypnoconseling, merupaakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk melakukan konseling. Konsep dalam hypnocounseling adalah proses pembelajaran kognisi yang memanfaatkan pikiran bawah sadar dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli. Kekokohan Hypnocounseling terletak pada penerimaan diri konselor dan konseli dalam menghadapi realita hidup (Herny Gusbrava, 2014).
Tidak semua individu bermental dan berkarakter pembelajar dalam melakukan komunikasi. Padahal hanya manusia pembelajar yang bisa merubah kondisi biasa menjadi luar biasa. Inilah tantangan bagi konselor, guru BK, maupun hypnotherapist untuk menghidupkan panggung konseling. Menyikapi hal tersebut, pentingnya Hypnocounseling Class: “Seni Menghadapi Penolakan”.
- Buatlah Rapport yang cerdas! Gunakan keterampilan bahasa dalam hypnocounseling dalam menghadapi konseli yang melakukan penolakan, seperti berikut.
“Saya dapat berbicara denganmu (Anda) atau siapapun yang diinginkan, tetapi hanya jika saya berbicara denganmu (Anda), ini penting untuk kamu (Anda) dengarkan, saya dapat menghubungkan suara saya kemanapun, dan kamu (Anda) akan tahu bahwa saya tidak berbicara denganmu, jadi kamu (Anda) tidak perlu memberikan perhatian penuh!
(Milton Erickson)
- Arahkan kepada “Truism Utilizing Mental Mechanism”.
- Confusion in the Dynamics of Trance induction.
- The Facilitation of Human Potentials.
Kekokohan Hypnocounseling terletak pada penerimaan diri konselor dan konseli dalam menghadapi realita hidup! (Herny Gusbrava)