Herny Gusbrava
Tidak semua individu bermental dan berkarakter pembelajar. Padahal hanya manusia pembelajar yang bisa merubah kondisi biasa menjadi luar biasa. Inilah tantangan bagi para pendidik untuk menghidupkan panggung pendidikan. Menyikapi hal tersebut, Bapak Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si., selaku Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung berinisiatif untuk menggiring para mahasiswanya mencapai aktualisasi diri dengan menyelenggarakan workshop yang diselenggarakan tanggal 19 Mei 2016. Adapun tema yang diangkat adalah “Hypnoconseling untuk Mengembangkan Norma dan Logika Cinta Remaja”.
Workshop tersebut terselenggara atas kontribusi BEM STKIP PGRI Bandar lampung, Program Studi Bimbingan dan Konseling. Mereka menghadirkan pemateri dari Bandung, yaitu Herny Gusbrava, sosok wanita yang berkecimpung di dunia pendidikan. Ia menyatakan bahwa Konselor ataupun Guru BK harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap psikologis konselinya. Hypnoconseling, merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk melakukan konseling. Konsep dalam hypnocounseling adalah proses pembelajaran kognisi yang memanfaatkan pikiran bawah sadar dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli. Baginya kekokohan hypnocounseling terletak pada penerimaan diri konselor dan konseli dalam menghadapi realita hidup.
Peran dari konselor yang menggunakan hypnocounseling hanya sebagai fasilitator dan ini sesuai dengan prinsip client centered counseling. Pemikiran bahwa konseli yang dihipnosis berada dalam kendali konselor ini kurang tepat karena hypnosis adalah proses pembelajaran kognitif dimana konseli mengakses kondisi trance atau mengaktifkan pikiran bawah sadar yang dibimbing oleh konselor, artinya semuanya penuh dalam kendali konseli itu sendiri.
Herny Gusbrava menyatakan seorang konselor bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual namun juga secara emosional sehingga dapat menggiring konseli mencapai aktualisasi diri. Kuncinya adalah MEMANUSIAKAN MANUSIA. Langkah awal yang dilakukan oleh konselor adalah membimbing konseli ke area penerimaan diri. Konseli yang memiliki penerimaan diri akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan yang dihadapinya.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan konselor dalam melakukan hypnoconseling:
- Pandang cermin diri dan orang lain
Bimbing konseli untuk bejalar menerima semua kelebihan dan kekurangan baik yang ada dalam diri maupun individu lain. Setiap manusia itu unik, dan keunikannya tersebut membuat peserta didik belajar tentang karakteristik manusia yang beragam. Hal tersebut dapat membuat konseli berada pada pemahaman.
- Mulailah dengan aksi yang cemerlang
Tak ada aksi yang cemerlang dalam pembelajaran tanpa adanya kecerdasan intelektual dan emosional. Mulailah dengan aksi cemerlang dalam melangsungkan hypnoconseling yaitu dengan melakukan Attending (penghampiran) yang baik terhadap konseli. Berikan bimbingan kepada konseli dengan cara memanusiakan manusia, dalam arti menghargai setiap proses yang dilakukan dan menggiring konseli untuk menjadi manusia yang tangguh dan terampil.
- Lakukan umpan balik
Pada dasarnya manusia itu ingin dihargai. Melakukan umpan balik merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap konseli yang sedang diajak komunikasi. Konselor tidak dapat memberikan umpan balik yang handal tanpa mendengar dan mengamati setiap perkataan dari konseli. Pelajari bahasa verbal maupun non verbalnya. Berikan umpan balik dengan ketulusan cinta. Arahkan konseli agar dapat mengungkapkan apapun perasaan dan pemikiran kepada orang lain dengan tetap melibatkan penghormatan terhadap diri dan orang lain.
- Berikan perhatian yang penuh dan bimbing konseli menjadi pembelajar yang handal
Kehangatan konselor dalam berkomunikasi akan memberikan kesan yang memikat pada konseli sehingga merasa nyaman dan mau mendengarkana arahan dari konselor. Berikan cinta saat memberikan konseling kepada konseli, dan bimbing mereka menjadi pembelajar yang handal.
Workshop tersebut mendapatkan respon positif dari para mahasiswa program studi bimbingan dan konseling. Mereka merasakan manfaat dari workshop tersebut, dan timbulnya minat untuk terus mengembangkan keterampilan interpersonal dan intrapersonal. Dengan begiu, akan tercipta hypnoconseling yang efektif.